Penulis: Aan Yulianto, Alit Ayu Dewantari, Arif Agung Suwasono, Daru Tunggul Aji, Baskoro Suryo Banindro, Fatia Nurilmi Magistra, M. Umar Hadi, FX. Widyatmoko ‘Koskow’, Hartono Karnadi, Helga Korda, M. Faizal Rochman, M. Umar Hadi, Prayanto Widyo Harsanto, Sudjadi Tjipto R

ISBN : 978-623-5884-17-2

Tahun terbit: 2022

Stock: –

Harga: Rp.

SINOPSIS

Wibowo, atau lebih akrab disapa Pak Wib adalah seorang dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (Prodi DKV), Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Hari ini, Jumat 18 Maret 2022, Pak Wib memasuki usia 65 tahun, dan di bulan yang sama, terhitung 35 tahun sudah Pak Wib mengabdikan diri sebagai dosen. Rentang perjalanan yang bisa dikatakan cukup panjang. Tiga dasawarsa lebih. Jejak 35 tahun yang saya kira bukan main-main. Kontribusi Pak Wib, baik secara akademik maupun non akademik telah memberikan banyak energi positif bagi sebuah program studi yang bernama: Desain Komunikasi Visual. Sebuah program studi yang saat ini tengah menjadi primadona. Dengan animo peminat paling besar, persaingan ketat dan daya serap lulusan ke dunia kerja paling tinggi di antara prodi-prodi yang lain. Hal ini tidak lepas dari ide brilian Pak Wib 30an tahun silam. Apa yang sudah dirintis saya kira patut untuk terus diperjuangkan dan dikembangkan sebagai sebuah program strategis sebuah prodi. Dan Saya kira setiap institusi pendidikan tinggi memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Salah satunya dalam menyiapkan lulusan yang cakap dan terampil serta siap dalam menghadapi perubahan sosial, budaya, teknologi dan tentu saja dunia kerja. Persoalan keberjarakan antara “ruang akademik” dan  “ruang (dunia) kerja” menjadi persoalan yang cukup pelik. Dalam artian selama ini ruang akademik “terkesan” hanya mengajarkan serentetan teori, kajian, maupun narasi-narasi tanpa merasakan atmosfer dunia industri secara langsung. Hal inilah yang kemudian diperjuangkan oleh seorang Wibowo. Jauh sebelum program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) digulirkan pada 2020 yang lalu. Pak Wib pernah merintis sebuah program yang pola dan mekanismenya mirip dengan MBKM saat ini: Kerja Profesi (KP). Kerja profesi di rancang sebagai salah satu kegiatan orientasi yang diharapkan dapat memberi bekal kecakapan akademik serta dapat menjadi ”jembatan” antara ruang akademik dan ruang (dunia) kerja yang selama ini tersekat-sekat. Di sisi lain, kerja profesi diharapkan dapat menjadi strategi inovatif sebuah program studi untuk mencapai capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan. Kerja profesi mulai dirintis oleh Pak Wib, pada 1989. Pak Wib-lah dosen pertama Kerja Profesi  (KP) di DKV ISI Yogyakarta, bahkan bisa dikatakan lahirnya KP di DKV ini menjadi yang pertama di ISI Yogyakarta. Sebuah program yang dirasa sangat relevan dan strategis dalam menjawab tantangan jaman pada waktu itu. Kerja Profesi bukanlah sebuah program mana suka, namun sebuah program yang diakui secara akademik. Kemunculan KP dalam kurikulum DKV pada waktu itu diawali dengan menyusun rencana kegiatan dengan dunia prakatisi di Jakarta, dan dibentuklah jalinlah kerja sama antara ISI Yogyakarta dengan PPPI Pusat (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia). Awal 90-an industri periklanan memang sedang bergeliat, sehingga banyak menarik minat mahasiswa pada waktu itu. Terlebih lagi Pak Wib memiliki latar akademik ilmu komunikasi dengan keahlian di bidang periklanan, maka tak heran jika materi-materi periklanan dan jaringan kerja yang berhubungan dengan biro iklan banyak dirintis oleh Pak Wib. Dalam buku ini, tercatat tulisan berjudul ”Cerita Tentang Saya dengan Pak Wibowo”, Pak Pra (panggilan akrab dari Dr. Prayanto W.H, M.Sn) menuturkan ”Selain sebagai dosen, pak Wib juga seorang praktisi di bidang periklanan yang dibuktikan beberapa kali mampu mendirikan sebuah biro jasa periklanan: Pasopati (yang saya tahu). Karya desain/periklanan yang dihasilkan pun cukup banyak”. Buku yang berjudul Komunikasi dalam Desain Komunikasi Visual ini berisi ragam kisah mengenai sosok Pak Wib dan catatan terkait desain komunikasi visual. Di tulis oleh kolega dan alumni. Sebuah kisah dan catatan yang tentu saja akan terus mengabadi. Saya percaya dengan ungkapan: verba volent scripta manent: yang tertulis akan tetap mengabdi, yang terucap akan berlalu bersama angin. Sebuah kisah pengantar masa purna tugas, dan sebagai bentuk apresiasi atas jejak rekam Pak Wib selama 35 tahun.